Minggu, 20 Januari 2013

Tugas Akhir Biokimia


Rahasia dibalik diabetes militus (*)
Oleh : Fitri Fajriyah (**)

Sebelum kita membahas tentang diabetes melitus, sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu tentang karbohidrat  , , ,
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas dengan kebiasaan-kebiasaan, misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita sangat membutuhkan energi, energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari. Pada umumnya bahan makanan ini mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh proses hidroksi yang merupakan turunan dari aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Senyawa ini mengandung gugus karbon, hidrogen, oksigen, dengan ration 1:2:1, yang mempunyai rumus molekul (CH2O)N. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi utama. Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat maka karbohidrat-lah yang terutama merupakan sumber energi dari tubuh.
Karbohidrat yang bersal dari makanan, dalam tubuh akan mmengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh-contoh tadi kita mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Adapun sumber glukosa darah:
1.      Karbohidrat makanan
2.      Glikogenolisis hepar
3.      Glukoneogenesis
Dari uraian diatas kita telah mengenal apa itu karbohidrat, sekarang kita harus tau tentang apa itu hipoglikemia dan hiperglikemia???
Hipoglikemia yaitu keadaan glukosa darah dibawah normal, < 80-100 mg/100ml
Hiperglikemia yaitu keadaan glukosa darah melebihi normal, >80-100 mg/100ml
Untuk menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah kita, ada 2 hormon yang berperan penting, yakni :
1.   Hormon insulin, berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan hiperglikemia.
2.    Hormon glukagon, berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan hipoglikemia.
            Jika kita kekurangan hormon insulin maka glukosa dalam darah kita akan menumpuk, sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat, keadaan inilah yang disebut dengan diabetes militus.

DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.  Pada penderita diabetes melitus pangaturan sistem kadar gula darah terganggu , insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus.
Diabetes melitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa.

Penyebab Diabetes Melitus
Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal). Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :
a.      Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
b.   Virus dan Bakteri
Virus yang menyebabkan DM adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
c.   Bahan Toksin atau Beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari sejenis jamur).
d.   Asupan Makanan
Diabetes melitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya DM.
e.   Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap insulin.

GEJALA DIABETES MELITUS
           Gejala penyakit diabetes melitus dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala akut dan gejala kronik.
a. Gejala Akut dikenal beberapa istilah :
1). Hipoglikemia : keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan penderita bisa jadi koma.
2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi, luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres.
3). Koma hiposmoler non kronik yang diakibatkan adanya dehidrasi berat, hiotensi, dan shock. Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita yang lain tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila keadaan tersebut tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan gejala yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan dengan cepat, mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.

b. Gejala Kronik
Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti kelainan
di bagian mata, mulut, urogenital, saraf dan kulit. Kadang – kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukan gejala angkut atau mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus. Gejala kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah kesemutan, kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang atau mudah lepas, kemampuan seksual menurun atau bahkan impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin keguguran atau berat bayi lahir lebih dari 4 kg.

PENCEGAHAN DIABETES MELITUS
Pencegahan diabetes dengan mengatur pola makan dan olahraga yang teratur, meminimalisir makanan dan minuman yang manis dan mengandung banyak gula, caranya adalah mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30 menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu.

REFERENSI :
-          Poedjiadi, Anna dan  F.M. Titin Supriyanti, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia Press
-          www.google.com
-          jtptunimus-gdl-sitiroikan-5724-3-babii.pdf


(*)    Tugas Mata Kuliah Biokimia, Dosen Pengampu R. Suwasis Hadi
(**)  Mahasiswa Prodi Biologi Semester III, Universitas Muhammadiyah Surabaya




           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar