Rahasia
dibalik diabetes militus (*)
Oleh : Fitri Fajriyah (**)
Sebelum kita membahas tentang diabetes
melitus, sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu tentang karbohidrat , , ,
Dalam kehidupan
sehari-hari kita melakukan aktivitas dengan kebiasaan-kebiasaan, misalnya
berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita
sangat membutuhkan energi, energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan
makanan yang kita makan sehari-hari. Pada umumnya bahan makanan ini mengandung
tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
Karbohidrat
adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh proses hidroksi yang merupakan
turunan dari aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Senyawa ini mengandung gugus
karbon, hidrogen, oksigen, dengan ration 1:2:1, yang mempunyai rumus molekul
(CH2O)N. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi
utama. Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita,
tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat maka
karbohidrat-lah yang terutama merupakan sumber energi dari tubuh.
Karbohidrat yang bersal dari makanan,
dalam tubuh akan mmengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme
karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen
adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada
jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang
termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh-contoh tadi kita
mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan
manusia. Adapun sumber glukosa darah:
1.
Karbohidrat
makanan
2.
Glikogenolisis
hepar
3.
Glukoneogenesis
Dari uraian diatas kita telah mengenal
apa itu karbohidrat, sekarang kita harus tau tentang apa itu hipoglikemia dan
hiperglikemia???
Hipoglikemia yaitu keadaan
glukosa darah dibawah normal, < 80-100 mg/100ml
Hiperglikemia
yaitu keadaan glukosa darah melebihi normal, >80-100 mg/100ml
Untuk
menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah kita, ada 2 hormon yang berperan
penting, yakni :
1. Hormon insulin, berfungsi untuk menurunkan
kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan hiperglikemia.
2. Hormon glukagon, berfungsi untuk
meningkatkan kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan
hipoglikemia.
Jika
kita kekurangan hormon insulin maka glukosa dalam darah kita akan menumpuk,
sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat, keadaan inilah yang disebut
dengan diabetes militus.
DIABETES
MELITUS
Diabetes Melitus
adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif. Pada penderita diabetes melitus
pangaturan sistem kadar gula darah terganggu , insulin tidak cukup mengatasi
dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar
glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat
mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih
ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam
darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka
terjadilah diabetes mellitus.
Diabetes melitus
(DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala
sebelum usia 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. DM tipe I
memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe
II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien
tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan
tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi
pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa.
Penyebab Diabetes Melitus
Penyebab DM
adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi
maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin.
Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120
mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang
normal). Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan DM
sebagai berikut :
a.
Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan
atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota
keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM
merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi
penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen
untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
b. Virus
dan Bakteri
Virus yang menyebabkan DM adalah rubella,
mumps, dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat
bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga
bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
c. Bahan
Toksin atau Beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu
merusak sel beta secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida),
streptozotocin (produk dari sejenis jamur).
d.
Asupan Makanan
Diabetes melitus dikenal sebagai
penyakit yang berhubungan dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab
maupun pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko
pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu
asupan karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan
terjangkitnya DM.
e.
Obesitas
Retensi insulin paling sering
dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas,
sel-sel lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa
zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari
keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi
terhadap insulin.
GEJALA
DIABETES MELITUS
Gejala
penyakit diabetes melitus dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala akut dan
gejala kronik.
a.
Gejala Akut dikenal beberapa istilah :
1). Hipoglikemia : keadaan seseorang
dengan kadar glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan
munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan
penderita bisa jadi koma.
2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan
sebagai keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak
akibat infeksi, luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres.
3). Koma hiposmoler non kronik yang
diakibatkan adanya dehidrasi berat, hiotensi, dan shock. Gejala penyakit
diabetes melitus dari satu penderita ke penderita yang lain tidaklah selalu
sama tetapi terhadap keluhan yang umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia),
banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila
keadaan tersebut tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala
yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan gejala
yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan dengan cepat,
mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.
b.
Gejala Kronik
Komplikasi
kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan
serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik
sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti
kelainan
di bagian mata, mulut,
urogenital, saraf dan kulit. Kadang – kadang penderita diabetes melitus tidak
menunjukan gejala angkut atau mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah
beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus. Gejala
kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah kesemutan,
kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah mengantuk, mata
kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang atau mudah lepas, kemampuan
seksual menurun atau bahkan impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin
keguguran atau berat bayi lahir lebih dari 4 kg.
PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS
Pencegahan
diabetes dengan mengatur pola makan dan olahraga yang teratur, meminimalisir
makanan dan minuman yang manis dan mengandung banyak gula, caranya adalah
mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30 menit dalam sehari,
lima hari dalam seminggu.
REFERENSI :
-
Poedjiadi,
Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 1994,
Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia Press
-
jtptunimus-gdl-sitiroikan-5724-3-babii.pdf
(*) Tugas Mata Kuliah Biokimia, Dosen Pengampu
R. Suwasis Hadi
(**) Mahasiswa Prodi Biologi Semester III,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar