Dear Fitri
Mahasiswa UMS prodi Biologi 2011
Sabtu, 21 Juni 2014
Reproduksi kura-kura
https://docs.google.com/file/d/0B9A4TSx33FybcnRpWHdtSkpwLUk/edit?usp=docslist_api
Power point reproduksi kura-kura
https://docs.google.com/file/d/0B9A4TSx33FybdWNzZWNmei1UN3c/edit?usp=docslist_api
Minggu, 20 Januari 2013
Tugas Akhir Biokimia
Rahasia
dibalik diabetes militus (*)
Oleh : Fitri Fajriyah (**)
Sebelum kita membahas tentang diabetes
melitus, sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu tentang karbohidrat , , ,
Dalam kehidupan
sehari-hari kita melakukan aktivitas dengan kebiasaan-kebiasaan, misalnya
berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita
sangat membutuhkan energi, energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan
makanan yang kita makan sehari-hari. Pada umumnya bahan makanan ini mengandung
tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
Karbohidrat
adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh proses hidroksi yang merupakan
turunan dari aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Senyawa ini mengandung gugus
karbon, hidrogen, oksigen, dengan ration 1:2:1, yang mempunyai rumus molekul
(CH2O)N. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi
utama. Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita,
tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat maka
karbohidrat-lah yang terutama merupakan sumber energi dari tubuh.
Karbohidrat yang bersal dari makanan,
dalam tubuh akan mmengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme
karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen
adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada
jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang
termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh-contoh tadi kita
mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan
manusia. Adapun sumber glukosa darah:
1.
Karbohidrat
makanan
2.
Glikogenolisis
hepar
3.
Glukoneogenesis
Dari uraian diatas kita telah mengenal
apa itu karbohidrat, sekarang kita harus tau tentang apa itu hipoglikemia dan
hiperglikemia???
Hipoglikemia yaitu keadaan
glukosa darah dibawah normal, < 80-100 mg/100ml
Hiperglikemia
yaitu keadaan glukosa darah melebihi normal, >80-100 mg/100ml
Untuk
menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah kita, ada 2 hormon yang berperan
penting, yakni :
1. Hormon insulin, berfungsi untuk menurunkan
kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan hiperglikemia.
2. Hormon glukagon, berfungsi untuk
meningkatkan kadar glukosa darah, jika tubuh kita berada dalam keadaan
hipoglikemia.
Jika
kita kekurangan hormon insulin maka glukosa dalam darah kita akan menumpuk,
sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat, keadaan inilah yang disebut
dengan diabetes militus.
DIABETES
MELITUS
Diabetes Melitus
adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif. Pada penderita diabetes melitus
pangaturan sistem kadar gula darah terganggu , insulin tidak cukup mengatasi
dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar
glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat
mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih
ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam
darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka
terjadilah diabetes mellitus.
Diabetes melitus
(DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala
sebelum usia 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. DM tipe I
memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe
II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien
tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan
tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi
pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa.
Penyebab Diabetes Melitus
Penyebab DM
adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi
maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin.
Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120
mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang
normal). Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan DM
sebagai berikut :
a.
Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan
atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota
keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM
merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi
penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen
untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
b. Virus
dan Bakteri
Virus yang menyebabkan DM adalah rubella,
mumps, dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat
bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga
bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
c. Bahan
Toksin atau Beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu
merusak sel beta secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida),
streptozotocin (produk dari sejenis jamur).
d.
Asupan Makanan
Diabetes melitus dikenal sebagai
penyakit yang berhubungan dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab
maupun pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko
pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu
asupan karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan
terjangkitnya DM.
e.
Obesitas
Retensi insulin paling sering
dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas,
sel-sel lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa
zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari
keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi
terhadap insulin.
GEJALA
DIABETES MELITUS
Gejala
penyakit diabetes melitus dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala akut dan
gejala kronik.
a.
Gejala Akut dikenal beberapa istilah :
1). Hipoglikemia : keadaan seseorang
dengan kadar glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan
munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan
penderita bisa jadi koma.
2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan
sebagai keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak
akibat infeksi, luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres.
3). Koma hiposmoler non kronik yang
diakibatkan adanya dehidrasi berat, hiotensi, dan shock. Gejala penyakit
diabetes melitus dari satu penderita ke penderita yang lain tidaklah selalu
sama tetapi terhadap keluhan yang umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia),
banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila
keadaan tersebut tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala
yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan gejala
yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan dengan cepat,
mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.
b.
Gejala Kronik
Komplikasi
kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan
serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik
sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti
kelainan
di bagian mata, mulut,
urogenital, saraf dan kulit. Kadang – kadang penderita diabetes melitus tidak
menunjukan gejala angkut atau mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah
beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus. Gejala
kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah kesemutan,
kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah mengantuk, mata
kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang atau mudah lepas, kemampuan
seksual menurun atau bahkan impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin
keguguran atau berat bayi lahir lebih dari 4 kg.
PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS
Pencegahan
diabetes dengan mengatur pola makan dan olahraga yang teratur, meminimalisir
makanan dan minuman yang manis dan mengandung banyak gula, caranya adalah
mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30 menit dalam sehari,
lima hari dalam seminggu.
REFERENSI :
-
Poedjiadi,
Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 1994,
Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia Press
-
jtptunimus-gdl-sitiroikan-5724-3-babii.pdf
(*) Tugas Mata Kuliah Biokimia, Dosen Pengampu
R. Suwasis Hadi
(**) Mahasiswa Prodi Biologi Semester III,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Senin, 11 Juni 2012
Metode ILmiah (Pertumbuhan Cabai)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Cahaya
matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di
dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain
itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan
cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan , meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu , kekurangan cahaya
saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya
cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel
tumbuhan. Sebaliknya , tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek , daun berkembang
baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan batang kecambah lebih
kokoh.
Misalnya
saja pada tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk
Indonesia tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan
Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu
Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai
petani. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia juga mempunyai lahan yang
ditanami rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari khususnya cabai rawit.
Namun
dibalik segala kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
cabai rawit. Mengapa hal itu bisa terjadi?.Mungkin sebagian orang tidak
mengetahui sebabnya.
Oleh
sebab itu , saya memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan
makalah saya. saya ingin membuktikan bahwa teori yang sudah ada itu benar.
Selain itu makalah ini saya buat karena tugas dari guru saya yaitu Ibu Lina
Listiana yang tidak lain adalah dosen biologi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai rawit?
2. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman cabai
rawit yang diletakkan dalam ruangan?
(kurang cahaya) dan tanaman cabai rawit yang
diletakkan di luar ruangan (yang mendapatkan banyak cahaya)?
1.3. Batasan Masalah
Kami
meneliti pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit selama 12 hari.
1.4. Hipotesa
Hipotesa
penelitian ini adalah tanaman cabai rawit diletakkan di luar ruangan maka
pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar,tebal,hijau
tampak segar dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan tanaman cabai rawit
diletakkan di dalam ruangan maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun
lemah,daunnya berukuran kecil,tipis dan berwarna pucat tidak hijau.
1.5 Tujuan dan Manfaat
penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.
Manfaat
yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan
dari pertambahan jumlah sel dan bersifat irreversible ( tidak dapat kembali ).Perkembangan
adalah proses menuju kedewasaaan secara kualitatif terhadap pengembangan tubuh
organisme.
2.2.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Faktor
Eksternal :






Cahaya
Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis, Untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis, Untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunya berukuran lebih kecil, tipis, dan
berwarna pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung
kepada intensitas (kuat penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat
pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Hendricks dan Borthwick pada tahun 1984, menunjukkan bahwa
cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan
panjang gelombang660nm. Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah
dengan panjang gelombang 730nm memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi
yang merespons terhadap spectrum cahaya adalah fitokrom suatu protein warna
pada tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Faktor
Internal, dibagi menjadi dua, yaitu


2.3 Hormon Pada Tumbuhan Yang Mempengaruhi pada Percobaan Kami
Auksin
Jaringan penghasil pada tunas apikal, daun muda, embrio dalam sel. Merangsang perpanjangan sel batang dan merangsang pertumbuhan sel akar, diferensiasi, percabangan, dominansi tunas apikal, perkembangan bakal buah, fototropisme dan gravitropisme.
Jaringan penghasil pada tunas apikal, daun muda, embrio dalam sel. Merangsang perpanjangan sel batang dan merangsang pertumbuhan sel akar, diferensiasi, percabangan, dominansi tunas apikal, perkembangan bakal buah, fototropisme dan gravitropisme.
2.4 Klasifikasi tanaman
Cabai Rawit
Botani
Tanaman Cabai Rawit
Cabai
rawit (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili Solanaceae.
Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk ke dalam genus Capsicum,
diantaranya adalah lima spesies yang telah dibudidayakan, yaitu : C. baccatum,
C. pubescens, C. annuum, C. chinense dan C. frutescent.

Klasifikasi
tanaman cabai :
Divisio
: Spermatophyta
Sub
divisio : Angioispermae
Classis : Dicotyledone
Ordo : Tubiflorae
Familia
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Species
: Capsicum annuum L.
BAB III
CARA KERJA
3.1 Alat dan bahan
1.
buah pot yang berisi tanah
2.
Penggaris
3.
10 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
4.
Air
5.
Cahaya matahari
3.2 Langkah kerja
1.
Menentukan variable – variable.
-
variable bebas : cahaya matahari
- variable terikat : tinggi tanaman cabai rawit, warna
daun, dan kokoh tidaknya tanaman cabai
rawit
-
variable control : tanah, air,
biji cabai rawit, kelembapan, cahaya, dan suhu. Semua di
buat sama
2.
Menyiapkan alat dan bahan
3.
Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot I dan meletakkanya ke dalam ruangan.
4.
Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot II dan meletakkanya ke luar ruangan
5.
Menyirami tanaman cabai rawit setiap pagi dan sore hari
6.
Mengukur tinggi tiap – tiap tanaman cabai rawit setiap hari
7.
Mengamati perbedaan – perbedaan yang terjadi antara tanaman pot I dan pot II
misalnya, jumlah daun, warna daun, dan kokoh tidaknya batang tanaman cabai
rawit.
8.
Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan ke dalam tabel hasil penelitian.
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
4.1 Tabel dan hasil penelitian
Dari
5 biji tanaman cabai rawit yang kami tanam hanya 3 biji yang mengalami
perkecambahan. Karena itu kamai hanya mengamati dan mengukur tiga biji yang
mengalami perkecambahan tersebut.
Tabel hasil penelitian pot
I ( tanaman cabai rawit dalam ruangan )
Hari
|
Tinggi
|
Jumlah
daun
|
Warna
daun
|
Bentuk
daun
|
Keterangan
|
1
|
0
cm
|
-
|
-
|
-
|
Belum
terbentuk
|
2
|
0.5
cm
|
-
|
-
|
-
|
Proses
perkecambahan
|
3
|
2.5
cm
|
-
|
-
|
-
|
Muncul daun
|
4
|
4.3
cm
|
2
helai
|
Pucat
|
Kecil,
Tipis
|
Pertambahan
daun cepat dan batang kecambah tidak kokoh
|
5
|
5,16
cm
|
2
helai
|
Pucat
|
Kecil,
Tipis
|
Daun tetap,
batang kecambah melengkung
|
6
|
5.67
cm
|
2
helai
|
Pucat
|
Kecil,
Tipis
|
Daun tetap,
batang kecambah melengkung
|
Tabel hasil penelitian pot
II ( tanaman cabai rawit di luar ruangan )
Hari
|
Tinggi
|
Jumlah daun
|
Warna daun
|
Bentuk daun
|
Keterangan
|
1
|
0 cm
|
-
|
-
|
-
|
Belum terbentuk
|
2
|
0.56 cm
|
-
|
-
|
-
|
Proses perkecambahan
|
3
|
2 cm
|
-
|
-
|
-
|
Muncul daun
|
4
|
2.16 cm
|
3 helai
|
Hijau
|
Tebal
|
Pertambahan daun lebih cepat tumbuh dan batang
kokoh
|
5
|
3 cm
|
3 helai
|
Hijau
|
Tebal
|
Daun sangat lebat,
batang tegak dan kokoh
|
6
|
3.06 cm
|
4 helai
|
Hijau
|
Lebar
|
Batang tegak dan kokoh
|
4.2 Analisa data
-
Tanaman cabai rawit pada pot I ( dalam ruangan )
Mengalami
pertambahan tinggi yang sangat cepat, dari hari ke hari. Namun pertambahan
daunnya lambat, warna daunnya tidak hijau ( pucat ) dan batang kecambahnya
tidak kokoh dan melengkung. Batang kecambah melengkung karena pertambahan
tinggi yang sangat pesat, namun batangnya tidak kuat. Tanaman di pot I ini
mengalami gejala etiolasi, dikarenakan kekurangan cahaya matahari disaat
perkecambahan. Gejala etiolasi ditandai dengan pertambahan tinggi yang sangat
cepat dikarenakan hormon auksin yang berfungsi dalam perpanjanga sel – sel
tumbuhan dapat bekerja secara maksimal di tempat yang tanpa cahaya matahari.
Namun kekuarangan cahaya itu menyebabkan daun berwarna pucat, berukuran kecil,
tipis dan batangnya tidak kokoh karena tanaman tidak bisa melakukan proses
fotosintesis sehingga tanaman kekurangan nutrisi.
-
Tanaman cabai rawit pada pot II ( di luar ruangan )
Mengalami
pertumbuhan yang lambat, namun jumlah daunnya bertambah lebih cepat, berwarna
hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh. Pertumbuhan yang lambat ini
disebabkan oleh Fungsi hormon auksin yang dihambat oleh cahaya matahari. Namun
dengan cahaya matahari yang cukup tanaman tersebut dapat melakukan proses
fotosintesis secara maksimal, sehingga tanaman tersebut memiliki nutrisi yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Nutrisi yang cukup itulah yang
menyebabkan tanaman cabai rawit pot II tampak lebih gemuk, kokoh berdaun lebar,
tebal dan banyak.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa:
− Tanaman di dalam ruangan mengalami pertumbuhan
lebih cepat dan mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya berukuran kecil,
tipis, berwarna pucat, batang melengkung dan tidak kokoh.
−Tanaman di luar ruangan pertumbuhannya lebih
lambat, daunnya lebih lebar dan tebal, berwarna hijau, batang tegak dan kokoh.
2.
Cahaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)